Dari 70 Ke 20
A
A
A
Seorang nenek berusia 70 tahun tiba-tiba kembali muda. Dia masuk ke dalam tubuhnya sendiri saat masih berusia 20 tahun. Apa yang akan dilakukannya dengan perubahan drastis tersebut? Setiap orang harusnya penuh iba jika melihat nenek-nenek.
Namun, tidak selalu begitu kalau bertemu dengan Shen Meng Jun (Guei Grace). Usianya memang sudah 70 tahun, tapi tingkahnya sering menyebalkan. Dia sering ribut mulut mempersoalkan hal yang tak penting dengan temannya sesama orang jompo, juga jadi duri bagi menantunya, Yang Qin. Di rumah, dia selalu mengatur Yang tentang bagaimana memasak yang enak, bagaimana mengurus anak, dan sebagainya.
Yang Qin sampai stres dan akhirnya masuk rumah sakit. Dokter lalu menyuruh suami Yang alias anak Meng Jun, Quobin (Zhao Lixin) untuk menjauhkan Yang dari Meng Jun. Solusi dari Guobin adalah menempatkan ibunya ke panti jompo. Meng Jun jelas sedih.
Dia tak bisa membayangkan, anak satu-satunya, yang dibesarkannya seorang diri tanpa suami, yang selalu dibangga-banggakannya kepada orang-orang karena sudah menjadi profesor, akan mengirimnya ke panti jompo. Demi mengobati kesedihannya, Meng Jun pun berjalan-jalan dan berhenti di sebuah studio foto tradisional. Sebelum diambil fotonya, fotografer berpesan.
“Bayangkan Anda tengah berada di puncak kecantikan Anda.” Dan voila, Meng Jun tibatiba masuk dalam tubuhnya saat dia masih berusia 20 tahun, cantik, dengan kulit putih mulus yang kencang. Bingung dan demi menyamarkan identitasnya, Meng Jun berganti nama menjadi Meng Li Jun (Yang Zishan).
Di sinilah cerita mulai menarik. Dengan suaranya yang merdu, Li Jun berniat mewujudkan cita-cita lamanya sebagai penyanyi. Ternyata, lewat cucunya yang tampan dan anggota band rock, Xiang Qiang Jin (Lu Han) cita-cita itu bisa dirintisnya. Namun, kecantikannya ini pula yang membuat cucunya ini jatuh cinta kepadanya.
Masih belum cukup, ada dua pria lagi yang mengincar Li Jun, yaitu produsernya Mr. Tan (Wilson Chen) dan teman jompo sekaligus pembantunya yang sudah lama jatuh cinta kepada Li Jun, Li Dahai (Wang Deshun). Film garapan Leste Chen – juga remake dari film Korea Miss Granny- ini termasuk yang lama melakukan pemanasan.
Paruh pertama film terlalu lama mengenalkan para tokoh dengan karakter-karakternya, juga konflik yang akan berkembang nantinya. Dengan bumbu humor yang klise dan sering gagal, paruh pertama terasa membosankan. Namun pada paruh kedua film, ritme cerita berjalan lebih cepat dan arah cerita mulai terlihat.
Meski begitu, cerita yang mulai berkembang ini sering kalah oleh banyaknya humor yang dipaksakan masuk ke dalam cerita. Akibatnya, cerita menarik tentang hubungan unik dan ganjil nenek dengan cucunya (Li Jun dengan Qiang Jin) dan antara Li Jun dengan Li Dahai (yang dalam film seperti hubungan percintaan antara kakek berusia 70 tahun dan gadis cantik berumur 20 tahun), jadi tak utuh diceritakan.
Perubahan perilaku Li Jun dari sosok yang egois dan intimidatif menjadi sosok yang rela berkorban juga tak tereksploitasi dengan baik. Memang, dengan akting Yang Zishan yang cukup apik, penonton tetap akan terhibur. Apalagi ini adalah film yang memanjakan mata dengan visualnya yang menarik. Baju-baju Yang mengadopsi gaya tahun 70-an yang sangat fashionable.
Ditambah kehadiran Lu Han, penyanyi berdarah China-Korea yang pernah menjadi anggota boybandEXO, film ini dijamin akan membuat penonton remaja bergumam histeris setiap kali Lu Han muncul di layar. Jadi, meski kualitasnya sangat paspasan, film ini dipastikan sudah memiliki basis penggemar yang kuat.
Mereka para penggemar film Korea dan pengagum film Miss Granny, juga para penggemar Lu Han. Dengan fakta bahwa film ini telah masuk daftar box officedi China dan menghasilkan pendapatan USD59,01 juta, dari sisi komersial, membuat remakefilm ini jelas bukan pilihan yang salah.
Herita endriana
Namun, tidak selalu begitu kalau bertemu dengan Shen Meng Jun (Guei Grace). Usianya memang sudah 70 tahun, tapi tingkahnya sering menyebalkan. Dia sering ribut mulut mempersoalkan hal yang tak penting dengan temannya sesama orang jompo, juga jadi duri bagi menantunya, Yang Qin. Di rumah, dia selalu mengatur Yang tentang bagaimana memasak yang enak, bagaimana mengurus anak, dan sebagainya.
Yang Qin sampai stres dan akhirnya masuk rumah sakit. Dokter lalu menyuruh suami Yang alias anak Meng Jun, Quobin (Zhao Lixin) untuk menjauhkan Yang dari Meng Jun. Solusi dari Guobin adalah menempatkan ibunya ke panti jompo. Meng Jun jelas sedih.
Dia tak bisa membayangkan, anak satu-satunya, yang dibesarkannya seorang diri tanpa suami, yang selalu dibangga-banggakannya kepada orang-orang karena sudah menjadi profesor, akan mengirimnya ke panti jompo. Demi mengobati kesedihannya, Meng Jun pun berjalan-jalan dan berhenti di sebuah studio foto tradisional. Sebelum diambil fotonya, fotografer berpesan.
“Bayangkan Anda tengah berada di puncak kecantikan Anda.” Dan voila, Meng Jun tibatiba masuk dalam tubuhnya saat dia masih berusia 20 tahun, cantik, dengan kulit putih mulus yang kencang. Bingung dan demi menyamarkan identitasnya, Meng Jun berganti nama menjadi Meng Li Jun (Yang Zishan).
Di sinilah cerita mulai menarik. Dengan suaranya yang merdu, Li Jun berniat mewujudkan cita-cita lamanya sebagai penyanyi. Ternyata, lewat cucunya yang tampan dan anggota band rock, Xiang Qiang Jin (Lu Han) cita-cita itu bisa dirintisnya. Namun, kecantikannya ini pula yang membuat cucunya ini jatuh cinta kepadanya.
Masih belum cukup, ada dua pria lagi yang mengincar Li Jun, yaitu produsernya Mr. Tan (Wilson Chen) dan teman jompo sekaligus pembantunya yang sudah lama jatuh cinta kepada Li Jun, Li Dahai (Wang Deshun). Film garapan Leste Chen – juga remake dari film Korea Miss Granny- ini termasuk yang lama melakukan pemanasan.
Paruh pertama film terlalu lama mengenalkan para tokoh dengan karakter-karakternya, juga konflik yang akan berkembang nantinya. Dengan bumbu humor yang klise dan sering gagal, paruh pertama terasa membosankan. Namun pada paruh kedua film, ritme cerita berjalan lebih cepat dan arah cerita mulai terlihat.
Meski begitu, cerita yang mulai berkembang ini sering kalah oleh banyaknya humor yang dipaksakan masuk ke dalam cerita. Akibatnya, cerita menarik tentang hubungan unik dan ganjil nenek dengan cucunya (Li Jun dengan Qiang Jin) dan antara Li Jun dengan Li Dahai (yang dalam film seperti hubungan percintaan antara kakek berusia 70 tahun dan gadis cantik berumur 20 tahun), jadi tak utuh diceritakan.
Perubahan perilaku Li Jun dari sosok yang egois dan intimidatif menjadi sosok yang rela berkorban juga tak tereksploitasi dengan baik. Memang, dengan akting Yang Zishan yang cukup apik, penonton tetap akan terhibur. Apalagi ini adalah film yang memanjakan mata dengan visualnya yang menarik. Baju-baju Yang mengadopsi gaya tahun 70-an yang sangat fashionable.
Ditambah kehadiran Lu Han, penyanyi berdarah China-Korea yang pernah menjadi anggota boybandEXO, film ini dijamin akan membuat penonton remaja bergumam histeris setiap kali Lu Han muncul di layar. Jadi, meski kualitasnya sangat paspasan, film ini dipastikan sudah memiliki basis penggemar yang kuat.
Mereka para penggemar film Korea dan pengagum film Miss Granny, juga para penggemar Lu Han. Dengan fakta bahwa film ini telah masuk daftar box officedi China dan menghasilkan pendapatan USD59,01 juta, dari sisi komersial, membuat remakefilm ini jelas bukan pilihan yang salah.
Herita endriana
(bbg)